Sabtu, 28 Februari 2015

Haiku

Saya mungkin terlalu asyik mengaduk-aduk kata sampai terciptalah haiku-haiku sampah ini. Anggaplah 3 haiku teratas menjadi penerjemah kepribadian saya.


***

Sahabat DahSyat
Melambai-lambai demi
Sesuap nasi

Hobi berdakwah
Itulah Mamah Dedeh
Bersama Aa

Profesi baru
Menerka keadaan
Jadi cenayang

***

Masih saja kau
Mencari ‘adinda’-mu
Kapan pulangnya?

Gulita malam
Menyelimuti langkah
Menuju asa

Siksalah aku
Dengan ungkapan manis
Selain kamu

Beri harapan
Lupakanlah ancaman
Lihat ke depan

Sepi meradang
Menghimpit paru-paru
Tak sederhana

Kau menunggunya
Mereka juga, tapi
Takdir tak bisa

Ketukan detik
Mengiringi kisahnya
Yang sangat tragis

Kenangan indah
Merampas banyak waktu
Tapi tak apa

Kamu sembunyi
Dengan rangkak sunyimu
Dalam aksara

Panasnya rasa
Melahap kobar api
Diri sendiri

Engkau mengingkar
Sebelum sempat janji
Mungkin sensasi?

Kawula muda
Menggores drama, juga
Racun asmara